Prioritas Pengembangan Sektor Unggulan Kawasan Lereng Gunungapi Merapi
Kawasan lereng Merapi mencakup jalan yang menghubungkan kota
Tempel, Turi, Pakem dan Cangkringan (ringbelt) sampai dengan puncak
Gunungapi Merapi. Wilayah ini kaya sumberdaya air dan ekowisata yang
berorientasi pada kegiatan Gunungapi Merapi dan ekosistemnya. Keberadaan
Gunungapi Merapi merupakan aset wisata maupun sumber daya alam galian C, namun
diperlukan antisipasi yang memadai untuk mengeliminir dampak lain negatif jika
terjadi erupsi.
Kondisi topografi wilayah lereng Merapi relatif terjal serta
terdapat sekitar ±100 sumber mata air, yang airnya mengalir ke sungai-sungai
utama yaitu sungai Boyong, Kuning, Gendol dan Krasak. Disamping itu terdapat
anak-anak sungai yang mengalir ke arah selatan dan bermuara di Samudera
Indonesia. Elevasi wilayah kawasan lereng Gunungapi Merapi adalah 500-999 meter
Dpal mencakup lahan seluas 6.538 Ha atau 11,38% dari luas wilayah kabupaten
Sleman, yakni meliputi kecamatan Tempel, Turi, Pakem dan Cangkringan. Sedangkan
wilayah dengan elevasi >1000 meter Dpal mencakup lahan seluas 1.495 Ha
atau 2,60% dari luas wilayah kabupaten Sleman yakni meliputi kecamatan Turi,
Pakem, dan Cangkringan.
Berdasarkan pusat-pusat pertumbuhan, wilayah Kabupaten Sleman
merupakan wilayah hulu kota Yogyakarta. Berdasarkan letak kota dan mobilitas
kegiatan masyarakat, maka kawasan lereng Gunungapi Merapi tergolong kedalam
wilayah yang mempunyai fungsi khusus/wilayah penyangga (buffer zone)
meliputi Kecamatan Tempel, Pakem dan Prambanan yang merupakan pusat pertumbuhan
bagi wilayah sekitarnya.
Potensi Wilayah
Terdapat potensi wisata lereng Gunung Merapi yang bisa
dikembangkan untuk meningkatkan pendapatan daerah dan kesejahteraan masyarakat
diantaranya adalah kawasan Kaliurang yang sebagian wilayahnya ditetapkan
sebagai Taman Nasional Gunungapi Merapi. Kaliurang merupakan sebuah kawasan
wisata yang cukup dikenal dan merupakan daerah wisata nomer 3 yang paling
banyak dikunjungi di DIY. Aktivitas wisata yang ada telah menjadi
bagian dari kehidupan masyarakat.
Mereka memanfaatkannya dengan mengelola
penginapan, rumah makan, warung, berjualan, dan jasa wisata lainnya. Dengan
adanya penetapan Taman Nasional Gunung Merapi maka pengelolaan Pariwisata
Kaliurang akan disesuaikan dengan pengelolaan Taman Nasional Gunung Merapi.
Peristiwa erupsi merapi mampu menghasilkan
tumpukan 6 juta meter kubik pasir, batu, dan abu. Data dari pemerintah
Kabupaten Sleman menunjukan, suplai bahan tambang galian C dari Merapi setiap
tahunnya, rata rata berupa pasir sebanyak 1,13 juta meter kubik dan campuran
pasir batu 341.850 meter kubik. Tambang Galian C menyumbang sekitar Rp 90
Milyar terhadap PAD Sleman. Tambang galian C merupakan salah satu potensi
sumber daya alam yang menghidupi warga terutama masyarakat yang bermukim di
daerah aliran sungai.
Permasalahan
Selain mempunyai
potensi alam melimpah, kawasan lereng gunungapi merapi juga mempunyai
permasalahan yang kompleks, diantaranya:
Pertama, beberapa bagian kawasan di lereng
telah mengalami kerusakan lingkungan cukup parah. Kerusakan lingkungan yang
terjadi akan berdampak pada terganggunya fungsi-fungsi kawasan sebagai
penyangga kehidupan, yang pada akhirnya akan dirasakan oleh masyarakat
disekitar kawasan maupun masyarakat yang tinggal pada wilayah-wilayah
dibawahnya.
Kedua, Kaliurang merupakan salah satu
daerah tujuan wisata di Yogyakarta yang memiliki cukup banyak obyek wisata
disekitarnya, khususnya wisata alam pegunungan, yang layak untuk dikunjungi. Sebagian lokasi obyek wisata tersebut
berada didalam kawasan Taman Nasional Gunung Merapi. Hal ini memberikan
konsekuensi adanya interaksi antara ketentuan-ketentuan atau batasan-batasan
yang ada dalam kawasan Taman Nasional Gunung Merapi dengan kegiatan pariwisata
yang selama ini telah berlangsung. Maka dari itu, kawasan wisata tersebut serta
kegiatan kegiatan yang ada didalamnya perlu dikelola oleh satu kesatuan
pengelolaan bersama dengan taman nasional.
Ketiga, penambangan pasir yang dilakukan tanpa
memperhatikan daya dukungnya. Hal ini dikarenakan kegiatan
penambangan pasir telah melampaui batas aman untuk tetap terjaga kondisi
lingkungan yang optimal.
Keempat, potensi bencana alam yang berupa
erupsi gunungapi merapi bisa berlangsung kapan saja di kawasan ini. Hal ini
menjadi suatu permasalahan yang besar terkait dengan keberlanjutan sumberdaya
wilayah serta keberlanjutan kehidupan manusia yang stay dikawasan lereng gunungapi merapi,
karena tanpa mereka sadari, mereka dalam kondisi yang terancam bencana alam.
Prioritas Pengembangan Sektor Unggulan
Sumberdaya wilayah yang terdapat di kawasan lereng gunungapi
merapi beraneka ragam yang diantaranya sumberdaya air tanah, mata air, air
permukaan, tanah, pasir, wisata, dan lain sebagainya. Dari berbagai sumberdaya
wilayah tersebut yang menjadi prioritas untuk dikembangakan adalah aset wisata
dan sumberdaya alam bahan galian C. Hal ini mengingat bahwa kedua sektor
tersebut menempati posisi yang urgent dalam kaitannya dengan aset perekonomian
Daerah Istimewa Yogyakarta pada umumnya, dan kabupaten Sleman pada khususnya.
Pengembangan Sektor Wisata Kawasan Lereng Merapi meliputi (i)
Identifikasi potensi wisata, baik fisik maupun sosial dan adat budaya yang ada
di kawasan wisata Kaliurang, (ii) Identifikasi
jenis kegiatan wisata yang sudah dikembangkan saat ini di kawasan wisata
Kaliurang, (iii) Analisis
terhadap potensi wisata
yang ada, kemungkinannya untuk dikembangkan berkaitan dengan batasan batasan
yang ada dalam kawasan taman nasional, (iv) Rekomendasi mengenai kegiatan wisata yang dapat
dikembangkan di kawasan wisata Kaliurang.
Adapun pengelolaan Sumber Daya
Alam Galian C Kawasan Lereng Merapi, yakni dengan cara mewujudkan suatu
pengelolaan sumberdaya alam galian C kawasan lereng Merapi yang mampu mendorong
peningkatan kesejahteraan masyarakatnya dengan tetap mengusahakan terwujudnya
kelestarian lingkungan hidup.
0 komentar:
Post a Comment