Tips Menulis Artikel di Surat Kabar
Menjadi seorang penulis yang handal tentu
tidak mudah untuk diwujudkan tanpa harus belajar dan berlatih secara intens
serta mempunyai loyalitas yang tinggi. Hal tersebut dikarenakan pekerjaan
menulis merupakan pekerjaan yang lumayan memakan waktu yang cukup banyak,
sehingga akan banyak menyita waktu belajar dan bekerja kita. Oleh karena itu,
apabila tekad untuk menjadi penulis hanya setengah-setengah, maka akan putus
ditengah jalan, alias gagal.
Saat saya duduk dibangku kuliah S-1, saya
ingin sekali menjadi penulis di kolom opini surat kabar, namun harapan itu
tidak terwujud karena saya mempunyai loyalitas yang rendah. Baru ketika saya duduk
dibangku kuliah S-2, impian tersebut bisa direalisasikan meskipun artikel saya
tidak berada di kolom opini. Alhamdulillah berkat tekad yang kuat dan berlatih
secara intens, artikel saya dimuat di beberapa surat kabar, antara lain: Urgensi Kesiapan Guru di Suara Merdeka (15/12/2012), dan Mengkritisi SNMPTN 2013 di Pikiran Rakyat (10/01/2013).
Tulisan artikel diatas tentunya bukan
merupakan hasil kerja instan, melainkan hasil latihan yang terus-menerus dan
belajar yang relatif lama untuk mewujudkannya. Ada beberapa tips yang bisa kita
lakukan untuk menjadi penulis handal yang bisa menembus surat kabar. Tips ini
merupakan buah dari belajar mandiri dan pengalaman saya pribadi, bukan dari materi
pelatihan jurnalistik maupun kuliah di program studi ilmu komunikasi.
Pertama, perbanyaklah
membaca surat kabar terutama pada kolom headline news dan kolom opini serta
kolom tajuk rencana. Dengan begitu kita akan memperoleh wawasan baru dan
memperoleh informasi baru baik di lingkungan pemerintahan maupun di lingkungan
masyarakat. Dengan intensitas membaca yang tinggi, maka secara tidak langsung kita
akan memperoleh kosa kata baru dan akan selalu terakumulasi di fikiran kita,
sehingga kita akan mendapat segudang kosa kata dari aktivitas membaca tersebut.
Tidak menutup kemungkinan, kita juga akan memperoleh istilah-istilah serapan
yang sering dipakai di surat kabar.
Kedua, pelajari
karakter surat kabar yang akan kita tuju, karena setiap surat kabar mempunyai
karakteristik sendiri-sendiri. Oleh karena itu, mau tidak mau kita harus bisa
menyesuaikan dengan karakter surat kabar tersebut sebelum kita menulis artikel
dan mengirimkannya kepada surat kabar tersebut.
Ketiga, latihan
menulis artikel secara intensif dan mencoba mengirimkannya di surat kabar.
Jangan takut artikel kita tidak dimuat atau gagal, karena kegagalan tersebut
menjadi bahan evaluasi untuk kita, dalam artian kita bisa belajar dari
kegagalan tersebut. pepatah mengatakan “kegagalan adalah awal keberhasilan”.
Keempat, tulisan
kita diharapkan singakat, jelas dan padat. Kita harus bisa membedakan bahasa
lisan dan bahasa tulisan. Bahasa tulisan dalam artikel surat kabar tidak
mengenal pemborosan kata, dalam artian tidak terlalu banyak menggunakan kata
sambung atau kata penghubung (conjunction). Bahasa yang kita gunakan
yakni harus sesuai dengan bahasa Indonesia baku dan sesuai Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD).
Kelima, gunakan
peristilahan yang umum digunakan di surat kabar, jangan menggunakan istilah
dalam disiplin ilmu tertentu. Hal tersebut dikarenakan surat kabar nantinya
akan dikonsumsi oleh publik yang mempunyai beragam latar belakang. Oleh karena
itu, diharapkan istilah yang kita gunakan mudah difahami publik.
Keenam, tema yang
diangkat dalam artikel kita hendaknya mengenai isu aktual dan atau refleksi
peringatan hari besar. Dengan begitu, berarti kita selalu mengikuti perkembangan
informasi yang diberitakan oleh surat kabar. Selain itu, gunakanlah judul yang
menarik yang bisa membuat para pembaca menjadi penasaran untuk membaca lebih
lanjut artikel kita.
Ketujuh, artikel
harus original, bukan saduran, dan bukan hasil terjemahan, serta belum pernah
dipublikasikan di media lain, baik di surat kabar maupun blog sekalipun. Hal
ini penting mengingat originalitas menjadi pijakan surat kabar dalam
mempublikasikan opini kita, yakni berasal dari buah pemikiran kita.
Kedelapan,
hendaknya tulisan artikel yang kita tulis sesuai dengan latar belakang (backround)
pendidikan kita. Ketika kita berkecimpung di dunia pendidikan misalnya menjadi
praktisi, pemerhati, dan pakar pendidikan, usahakan tulisan artikel berkaitan
dengan bidang keilmuwan kita, yakni bidang pendidikan. Sehingga, tulisan yang
kita tulis berdasarkan ilmu pengetahuan dan realitas kehidupan saat ini.
Demikianlah tips menulis artikel untuk surat
kabar yang bisa saya sharing untuk anda semua. Semoga setelah membaca tips ini
kita bisa membuka wacana baru dan gagasan baru mengenai tata cara menulis
artikel di surat kabar. Harapannya semoga tips ini bisa memotivasi kita semua
untuk lebih giat menulis di surat kabar.
Posting Terkait:
Cara Mengirim Naskah Artikel ke Redaksi Surat Kabar via E-mail
Dampak Positif dan Negatif Menulis Artikel di Surat Kabar
Alamat E-mail Surat Kabar Nasional dan Lokal
Posting Terkait:
Cara Mengirim Naskah Artikel ke Redaksi Surat Kabar via E-mail
Dampak Positif dan Negatif Menulis Artikel di Surat Kabar
Alamat E-mail Surat Kabar Nasional dan Lokal
0 komentar:
Post a Comment