Mengenali Kesalahan Penggunaan Lampu Hazard pada Mobil
Lampu pada kendaraan berfungsi sebagai penerang
jalan dan sebagai alat komunikasi antar pengguna jalan. Ada beberapa jenis
lampu pada mobil dengan fungsinya masing-masing. Lampu-lampu tersebut antara
lain (i) lampu jauh (high beam) yakni digunakan untuk penerangan yang memadai
ketika jalan gelap dan sepi; (ii) lampu senja atau lampu kota, lampu ini digunakan
bila cahaya matahari mulai redup tetapi belum gelap; (iii) lampu sein, yakni
berfungsi sebagai penanda ketika akan berbelo; dan (iv) lampu tanda darurat
(lampu hazard).
Dalam kesempatan kali ini kita hanya akan
membahas lampu darurat. Lampu ini ketika diaktifkan semua lampu sein yang
berwarna kuning atau orange berkedip bersamaan. Lampu ini sebenarnya hanya
boleh diaktifkan ketika kendaraan berhenti atau dalam keadaan darurat.
Tujuannya untuk memberi tahu pengendara lain bahawa posisi kendaraan kita
sedang berhenti, sehingga mereka diharapkan agar supaya waspada dan
memperlambat laju kendaraan untuk menghindari tabrakan. Namun, kerap kita
melihat lampu ini digunakan bukan dalam ketentuan tersebut.
Ada beberapa kesalahan umum penggunaan lampu
darurat yang sering dilakukan oleh pengendara mobil, antara lain sebagai
berikut:
Pertama,
menyalakan lampu tanda darurat ketika melewati terowongan panjang. Ketika
melewati terowongan yang agak panjang, pengendara cukup menyalakan lampu biasa
(headlights). Cahaya lampu ini sudah cukup memberi tahu pengendara lain mengenai
posisi kendaraan kita.
Kedua, menyalakan
lampu tanda darurat saat hujan lebat. Biasanya kita menyalakan lampu hazard
ketika hujan dengan alasan kedipan lampu hazard akan membantu pengendara lain
mengetahui posisi kendaraan kita. Padahal, ini justru berbahaya karena
menyalakan lampu tanda darurat saat pandangan terbatas karena hujan bisa
dianggap pengendara lain bahwa mobil kita berhenti tiba-tiba di jalan. Hal ini
justru dapat memicu reaksi menghindar mendadak yang berpotensi menyebabkan
kecelakaan. Oleh karena itu, anda cukup menyalakan lampu senja atau lampu utama
saja saat hujan.
Ketiga,
menggunakan lampu hazard sebagai lampu sein lurus. Dipersimpangan jalan tanpa
lampu lalu lintas, banyak ditemukan pengendara yang menyalakan lampu tanda
darurat ketika bermakud ingin berjalan lurus. Lampu hazard bukanlah penanda
arah mobil. Ketika anda akan berjalan tanpa berbelok dipersimpangan, tidak usah
menyalakan lampu apapun karena hal ini mungkin malah akan membuat pengendara
lain bingung atau bahkan salah faham.
Dengan memahami fungsi masing-masing lampu
kendaraan kita, kesalahan menangkap pesan oleh pengendara lain dapat dihindari.
Berkendara pun menjadi lebih aman dan nyaman.
Sumber: Kompas edisi 16 Maret 2013
0 komentar:
Post a Comment