Pendidikan Karakter: Sebuah Alternatif untuk Pencegahan Praktek Korupsi
Perguruan Tinggi (PT) merupakan center of learning dalam setiap pengembangan ilmu
pengetahuan. Berbagai ilmu pengetahuan dikaji dan dikembangkan di perguruan
tinggi. Peran yang begitu besar membuat harapan masyarakat terhadap perguruan
tinggi sangat besar akan kontribusinya dalam menyelesaikan permasalahan bangsa.
Salah satu permasalahan besar yang
dihadapi oleh bangsa ini adalah praktek korupsi. Dalam penyelesaian masalah
ini, tidak cukup hanya membenahi pada aspek sistem saja. Sistem merupakan
produk yang dihasilkan oleh manusia agar terciptanya suatu kegiatan sebagaimana
mestinya. Sistem yang ada seringkali memiliki celah yang berpotensi untuk tidak
berjalan sesuai apa yang telah ditetapkan. Dengan demikian praktek korupsi
tidak hanya disebabkan oleh adanya kesempatan yang terdapat dalam suatu sistem,
melainkan moralitas seseorang. Adanya degradasi moralitas disebabkan oleh
tidak adanya pembentukan karakter (character building) yang kuat dalam proses pendidikan.
Sehingga disinilah letak peran perguruan tinggi untuk menghasilkan para calon
pemimpin yang memiliki moralitas yang baik melalui proses pendidikan karakter.
Pendidikan karakter adalah proses
penanaman nilai-nilai estetika dan etika seperti akhlaq, moral, dan budi
pekerti. Estetika merupakan persepsi yang dipandang oleh masyarakat mengenai
sesuatu yang disenangi. Etika merupakan prilaku yang pantas berdasarkan
norma-norma yang berlaku dimasyarakat. Pembentukan karakter melalui perguruan
tinggi merupakan kebutuhan yang harus dilakukan, agar dihasilkannya para kader
dan calon pemimpin yang memiliki moralitas yang baik.
Perguruan tinggi tidak hanya sebagai
tempat transfer ilmu pengetahuan saja, melainkan juga sebagai tempat transfer
nilai (transfer of values). Implementasi transfer nilai dapat dilakukan
pada bagian awal dalam setiap kegiatan proses perkuliahan dan tercermin dalam
mata kuliah mengenai pendidikan karakter. Perguruan tinggi tidak cukup hanya
menghasilkan para calon pemimpin yang unggul secara akademik, namun yang lebih
penting memiliki moralitas yang sangat baik. Selain peran perguruan tinggi,
dukungan dari keluarga dan masyarakat sangat penting dalam pembentukan karakter
seseorang.
Pemimpin yang bermoral dan berkarakter kuat tidak akan mudah
tergoda untuk melakukan praktek kegiatan korupsi, karena telah memiliki pondasi
dan mental yang kuat, sehingga tidak akan melakukan kegiatan diluar sistem yang
berlaku. Dengan demikian, pendidikan karakter dapat
dijadikan alternatif dalam usaha untuk mencegah praktek korupsi.
Penulis:
Arif Roziqin, Mahasiswa Pascasarjana Fakultas Geografi UGM
0 komentar:
Post a Comment